Selasa, 14 Desember 2010

buat nyelamatin lingkungan. kuda rela pake celana

Busana untuk hewan peliharaan seperti anjing dan kucing sudah awam dijual di sejumlah toko. Namun, apa jadinya jika ternyata kuda pun harus memiliki celana layaknya hewan peliharaan tersebut?

Untuk mencari celana tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) membuat sayembara desain celana kuda. Pemenang sayembara tersebut akan menerima hadiah Rp 10 juta dan desainnya akan dijadikan standar celana kuda bagi setiap pemilik dokar/bendi yang beroperasi di wilayah Solo.

Desain celana tersebut harus memiliki tampilan yang menarik sehingga dapat menjadi salah satu daya tarik wisata Kota Solo. Namun, celana tersebut tidak sekadar hiasan untuk membuat kuda lebih menarik. “Kami ingin mengurangi pencemaran lingkungan akibat ceceran kotoran kuda yang menarik dokar/bendi,“ ujar Kepala BLH Solo, Sri Adyaksa, di Balaikota Solo, Kamis (25/11).

Adyaksa mengungkapkan, salah satu daya tarik wisata di Kota Solo adalah berkeliling kota menggunakan dokar/bendi. Namun, daya tarik wisata tersebut membawa konsekuensi kotoran kuda yang mencemari lingkungan atau jalan kota. “Untuk mencegah kotoran kuda tercecer di jalan dan lingkungan dapat menggunakan alternatif celana kuda yang sesuai dan memiliki tampilan menarik, “ ujarnya.

Sayembara tersebut, kata Adyaksa, juga dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya pemilik dokar/bendi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan. “Kami ingin mendorong tumbuhnya sikap budaya yang didasari semangat untuk menjaga kelestarian lingkungan, “ ujar Adyaksa.
Sayembara tersebut, imbuh Adyaksa, merupakan upaya mendukung Pemkot Solo dalam mewujudkan Kota Eko-Budaya. Ia menjelaskan, akademisi, praktisi seni, hingga masyarakat umum dapat mengikuti sayembara tersebut. Peserta ini tidak dipungut biaya pendaftaran. Panitia  akan menerima desain celana kuda dari 23 November hingga 6 Desember 2010.

Celana kuda tersebut, dijelaskan Adyaksa, harus memiliki sejumlah kriteria. Syarat yang paling utama, celana tersebut harus mampu menampung kotoran kuda dan mencegah terjadinya ceceran kotoran kuda di jalan. “Celana itu harus bersifat kedap air,“ jelas Adyaksa. Desain tersebut pun harus memiliki estetika dan mewakili budaya Solo.

Selain belum pernah dipublikasikan, desain tersebut juga harus orisinal. Kenyamanan Kuda saat memakai celana pun menjadi pertimbangan. “Kalau dipakaikan ke kuda tidak mudah mengakibatkan luka/iritasi, juga harus mudah dipasang atau dicopot dan mudah dibersihkan,“ terangnya.

Peserta yang berminat harus mengirimkan desain dalam bentuk gambar sekaligus prototipenya. Pihak panitia sendiri tidak membatasi jenis bahan yang akan digunakan peserta. “Kami akan memilih tiga nominasi yang karyanya nanti harus dipresentasikan dan diuji kenyamanan desain. Kami akan membuat simulasi lapangan untuk melihat unsur kenyamanan bagi kuda,“ tegas Adyaksa.

(republika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar