Sabtu, 23 April 2016

Bertemu orang yang tepat

Seringkali kalkulasi manusia dan kalkulasi semesta berjalan di plaform yang berbeda. 1320 hari bersama tidak membawa kemantapan yang sudah ditunggu sekian lama. Kita masih sering memandang wajah orang yang sudah kita genggam tangannya bertahun-tahun lamanya, kemudian membayangkan apakah masa depan benar-benar layak dijalani bersamanya.

Hubungan yang sudah sempurna di mata orang-orang bisa kandas. Perasaan yang kuat ternyata bisa hilang. Bersisian sekian lama, menerka masa depan berdua ternyata tidak menjanjikan apa-apa. Jika memang tidak ada niatan baik untuk membawa hubungan ini ke arah selanjutnya.

Inilah kenapa kisah-kisah “bertemu-orang-yang-tepat” setelah putus dari pacaran bertahun-tahun bermunculan. Kenekatan kerap muncul setelah dikecewakan. Keinginan membangun komitmen ternyata perlu didorong oleh hati yang sudah lelah menghadapi perihnya kegagalan. Ibarat lari maraton panjang, selepas garis finish kita hanya ingin meregangkan otot yang tegang — dalam sebuah peristirahatan yang jauh dari kata menantang.

Ternyata keyakinan untuk bisa membangun masa depan bersama tidak membutuhkan training bertahun-tahun lamanya. Kita bisa mengeliminasi keharusan PDKT, ratusan kali kencan, dan episode drama yang jumlahnya melebihi jari tangan.

Dalam banyak kasus justru kemantapan itu datang setelah memantaskan diri sebagai pribadi — selepas dipertemukan dengan orang yang juga sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Jodoh toh bukan aljabar yang harus membuat kita sakit kepala. Bahkan prosesi peresmiannya berlangsung tak lebih dari hitungan menit saja. Bukankah tujuan akhir dari selalu ke mana-mana berdua adalah ucapan dalam satu hela nafas,

“Saya terima nikahnya!”

Semakin dewasa, setelah jadi saksi bagaimana kawan-kawan menemukan pasangan hidupnya — pandangan kita terhadap jodoh justru akan makin sederhana. Ini bukan lagi soal kencan ke mana, mematut diri dengan baju apa, sampai berapa lama sudah saling mendampingi dan memanggil sayang ke depan muka.

Jodoh ternyata tak lebih dari soal keberanian, kesiapan sebagai pribadi bertemu dengan peluang, keyakinan bahwa hidup tak lagi layak diperjuangkan sendirian. Konsep jodoh yang dengan jelas sudah disiapkan Tuhan sebenarnya tidak menuntut kita untuk galau menantikannya.

 Toh dia pasti akan datang sendiri. Bukankah Tuhan tidak akan bermain-main dengan janji?

Kita-kita ini saja yang suka lebay mendramatisir suasana. Merasa paling merana jika belum menemukannya. Merasa hidup kurang sempurna jika belum bertemu pasangan yang bisa menggenapkan separuh jiwa. Padahal jika memang sudah waktunya, pintu jodoh itu akan terbuka dengan sendirinya. Mudah, sederhana, bahkan kadang tanpa banyak usaha

 Daripada mencemaskan yang sudah tergariskan, mengapa kita tidak mengusahakan yang bisa diubah lewat usaha keras? Rejeki, pekerjaan, membuka kesempatan untuk kembali studi di luar negeri, sampai memutar otak demi membahagiakan orangtua yang sudah tak semandiri dulu lagi misalnya? Hal-hal itu lebih layak mengakuisisi ruang otak kita dibanding terus-terusan galau memikirkan pasangan yang sudah jelas dipersiapkan oleh yang Maha Kuasa.

Akan tiba masanya, ketika kita memandang orang yang tertidur dengan lelap di sisi kanan sembari mengulum senyum. Ternyata begini jalannya. Ternyata inilah jodoh kita yang telah disiapkan oleh semesta. Suatu hari, semua kecemasan yang memenuhi rongga kepala ini hanya akan jadi bahan tertawaan saja.

Bolehkah mulai sekarang kita berusaha lalu berserah saja? Sebab pada akhirnya, jodoh toh sebenarnya sederhana.

Pencerahan mba rendra

kelainan darah

Stomatosit, sel pensil dan fragmentosit. Bagi orang awam tiga kata tadi mungkin tidak familier di telinga. Bahasa sederhananya darah tidak berwarna, darah berbentuk seperti sel pensil dan darah yang berbentuk kecil dan tidak beraturan seperti pecah. Anomali darah ini biasa ditemukan pada penderita kelainan darah, seperti mikrositik hiprokom dan pembawa sifat thalasemia trombositosis.

Kelainan bentuk darah ini disebabkan karena defisiensi zat besi. Seseorang yang mempunyai kadar zat besi hingga diangka 4 dari normal orang 20-250 ng/mL akan membuat darah yang dihasilkan oleh tubuh tidak normal. Kita tentu tahu bahwa zat besi punya peran yang sangat penting bagi kehidupan, zat ini jadi salah satu faktor pembentuk darah dan yang befungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Saat nilai ferittin berada di dibawah normal, maka tak mengherannkan jika bentuk sel darah yang diproduksi tubuh tidak sempurna. Akibatnya hb ikutan anjlok, bagaimana hb bisa sempurna jika kantong sel darahnya saja bermasalah, mudah robek hingga berbentuk seperti pensil. Pertanyaannya kemudian berbahayakah ini? Apakah sel darah anomali bisa menjalankan fungsi sebagai darah pada umumnya? Mampukah sel darah ini diisi dengan hb dan bisa mengedarkan nutrisi serta oksigen dalam tubuh? Jika tidak, apakah banyaknya sel darah "sampah" yang pecah akan menggangu mobilitas dari sel darah yang normal? Adakah "tukang sapu" sel darah rusak di dalam tubuh? Bagaimana dengan sel darah yang berbentuk pinsil, apakah akan menggangu gerak darah normal saat berada di saluran darah seperti nadi? Dibawa kemana sel darah rusak yang ada dalam tubuh seseorang?

Sayangnya perbaikan kelainan darah tidak secepat dan semudah yang diharapkan, siklus darah berganti setiap 3 bulan sekali. Terapi obat hingga memperbaiki kualitas makan tidak serta merta akan menaikan hb dan ferittin, tidak serta merta menormalkan darah. Contohnya, tubuh hanya mampu menyerap 10 persen dari nilai setiap makananan dan obat zat besi yang kita konsumsi setiap harinya. Saat dokter memberikan terapi zat besi dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari. Maka dari asupan zat besi 200 mg yang terserap hanya 20 mg. Pertanyaannya kemudian berapa kebutuhan zat besi harian seseorang?  Cukupkan tubuh hanya dengan 20 mg? Bagaimana dengan kondisi ornag yang tidak normal, yang defisiensi zat besi? Apakah asupan ini mampu memenuhi kekurangan dan kebutuhan harian dari ferittin itu sendiri? Bagaimana dengan kondisi ginjal baikkan mengkonsumsi obat yang notabene berbahan kimia dalam kurun waktu yang panjang?

Dalam kondisi minim feritin dan hb yang anjlok diangka 8 dari normal 15,5 g/dL seseorang akan mengalami berbagai masalah dalam ruang geraknnya. Ia akan mengalami hank sekitar 3 sampai 5 detik selama sekitar 5 kali dalam sehari, kondisi dimana dia tak sadar apa yang baru saja terjadi, atau istilah lainnya kehilangan kesadaran selama beberapa detik. Kenapa ini terjadi? Hal ini terjadi karena asupan oksigen ke otak yang kurang/terhambat sehingga terjadi kehilangan kesadaran. Rasa lemas, pucat, sering pingsan pasti sudah jadi makanan sehari hari para penderita kelainan darah. Anehnya, perbaikan nilai fe dan hb tidak serta merta memberikan efek yang "cukup positif". Dalam beberapa kasus, pasien yang nilai hbnya naik angka 8,1 menjadi 9 dan fe diangka 5,64 dari sebelumnya 4,42 ng/mL justru mengalami penurunan kondisi kesehatan. Jika sebelumnya salah satu gejala yang dialaminya adalah kehilangan kesadaran atau hank 5 detik, kini si penderita justru mengalami sakit yang luar biasa hebat dibagian dada seperti tertimpa benda berat hingga sulit bernafas. Apakah ini pertanda yang lebih buruk? Ataukah ini hanya masalah kekurangan oksigen yang bergeser, jika sebelumnya organ yang kekurangan oksigen itu otak sehingga terjadi kehilangan kesadaran, kini organ yang kekurangan oksigen itu paru paru atau jantung sehingga terasa berat? Ataukah perbaikan nilai fe dan hb yang tidak signifikan tidak memberikan dampak "pemulihan" yang cukup berarti?. Dalam banyak kasus yang saya baca, terbesit pertanyaan.

Saat fe tidak mampu mengaliri oksigen secara sempurna ke seluruh tubuh. Organ mana yang paling terkena dampaknya? Organ mana yang langsung terkena? organ mana dalam tubuh seseorang yang paling membutuhkan oksigen? Untuk masalah itu saya sempat berdiskusi cukup panjang dengan salah seorang dokter, katanya otak organ yang pertama kali akan terkena dampKnya. Lantas apa jadinya saat otak kekurangan oksigen? Akan terjadi kematian sel saraf  dan jaringan otak. Masalahnya kemudian, sel saraf mana yang terken? Itulah yang akan terkena dampaknya. Terlalu ekstrim mungkin jika kita bicarakan dampak ini diawal.

Kebutuhan fe wanita dewasa perhari mencapai 18,9 mg. Saat terapi obat setiap harinya menyumbang fe 20 mg, itu artinya yang tersisa untuk memenuhi kekurangN fe hanya 1,1. Maka tak mengherankan jika dalam salah satu kasus pasien yang nilai fe diangka 4 dan terapi obat rutin selama 1 bulan ternyata hanya mampu menaikan nilai 5 ng/mL, dapat kita tarik benang merah bahwa terapi obat selama 1 bulan hanya mampu menaikan nilai fe 1 point. Lantas berapa waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai nilai fe normal 20-250 ng/mL?. Maka dibutuhkan waktu 15 bulan untuk menjadi normal diangka 20. Apakah tubuh mampu bertahan dengan kondisi kurang oksigen selama satu setengah tahun?. Jika bulan pertama kekurangan oksigen menyerang otak, bulan kedua menyerang jantung, bagaimana dengan bulan ke ketiga sampai ke 18 mendatang? Seberapa kuat organ tubuh mampu bertahan dan tetap bekerja dalam kondisi kurang oksigen?

Sr, 23 april 2016

Ada apa dengan sumber waras?

Ada apa dengan sumber waras?
Buruk Muka Cermin Dibelah, Ahok Murka BPK Dibelah. Bola liar sumber waras terus bergulir, baik ahok dan BPK sama sama bersikukuh mersa paling benar dalam masalah ini. KPK yang jadi harapan hingga kini masih saja bergeming. Apa apa dengan sumber waras? Benarkah ada kerugian negara mencapai ratusan milyar rupiah? Siapa yang bermain di balik sumber waras? Siapa yang diuntungkan dari permainan ini?

Mengutip dokumen yang diperlihatkan RS Sumber Waras, pada 14 November 2013, Yayasan Sumber Waras melakukan ikatan jual beli dengan PT Ciputra Karya Utama. Pada tahun tersebut, nilai jual obyek pajak (NJOP) sebesar Rp 12,195 juta per meter persegi. Sumber Waras menjual lahan tersebut seharga Rp 15,500 juta per meter persegi atau lebih tinggi dari NJOP pada saat itu. Jika harga yang ditawarkan Sumber Waras dikali luas lahan yang dibeli seluas 36.441 meter persegi, maka pembayaran tersebut sebesar Rp 564 miliar.

Selanjutnya, pada 7 Desember 2014, Pemprov DKI melakukan ikatan kontrak untuk pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras dengan luas lahan 36.441 meter persegi. Pada tahun tersebut, NJOP sebesar Rp 20,755 juta per meter persegi.

Sumber Waras mengatakan, pihaknya menjual lahan tersebut setara dengan NJOP tahun 2014. Jika diakumulasikan, NJOP sebesar Rp 20,755 juta dikali luas lahan, yakni 36.441 meter, maka didapatkan penjumlahan sebesar Rp 755 miliar. Uang tersebut ditransfer oleh Pemprov DKI pada 31 Desember 2014. Dari hasil audit BPK, ada kerugian negara sebesar Rp 191 miliar.

BPK menyebut, nilai jual obyek pajak (NJOP) dari lahan yang dibeli Pemprov DKI sekitar Rp 7 juta per meter, karena berada di jalan kiai tapa. Namun, DKI malah membayar NJOP sebesar Rp 20 juta karena berada di jalan tomang. Berdasarkan sertifikat yang ada lahan rs sumber waras yang dibeli pemprov memang tertera berada di jalan tomang, namun kenyataannya tanah tersebut berada di jalan kiai tapa. Kenapa bisa demikian?
Apakah pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak melakukan studi kelayakan dan kajian teknis dalam penentuan lokasi?. Bagaimana pula status akte yang dibuat notaris, saat terjadi kesalahan ini? Bukankah notaris juga perlu mengkaji langsung ke lapangan untuk mengecek secara materil objek dari tanah yang diperjanjikan untuk kemudian dijelaskan dalam akta otentik? Yang tak kalag menggelitik, mengapa AHOK nekad membeli tanah Sumber Waras bersertifikat HGB yang akan habis masa berlakunya pada 26 Mei 2018?

Permasalahan sumber waras juga terjadi pada proses pembayarannya. Berdasarkan laporan BPK pemprove dki jakarta membayar dengan cek pada pukul 7 malam di tanggal 30 desember. Pertanyaannya kemudian mengapa AHOK memaksakan pembayaran pada tgl 30 Desember 2014, dengan cara yang tidak lazim melalui cek nomor CK 493387? Bukankah transaksi penggunaan dana APBD biasanya sudah ditutup pada tanggal 24 Desember untuk kepentingan pelaporannya?.  Mengapa tanah tersebut dibayar padahal masih menunggak pajak PBB yang nilainya mencapai Rp. 6.616.205.808?

Mengapa AHOK memaksakan untuk membeli tanah Sumber Waras tersebut? Padahal Dinkes telah merekomendasikan lokasi lain yang sudah dimiliki Pemprov DKI Jakarta tanpa harus memboroskan uang rakyat.

Walaupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan penyimpangan dalam pembelian lahan, KPK hingga kini masih bergeming. KPK menilai masih harus melihat adakah niat jahat dalam pembelian lahan tersebut. Dalam menentukan tersangka, KPK harus tahu apakah seseorang itu berniat merusak, mengambil keuntungan, atau merugikan negara? Namun bagaimana cara membuktikan niat buruk seseorang?

Pilihan yang ditawarkan BPK kepada Ahok, terselubung bagaikan sebuah jebakan” Batman “ yakni Pemrov DKI, disarankan untuk  mengembalikan lahan RS Sumber Waras kepada pemilik semula dengan harga sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau dijual lagi kepemiliknya sesuai harga pasar. Kedua saran BPK  tersebut terselubung  bagaikan jebakan “ Batman “. Karena kedua  saran BPK tersebut, bukanlah saran yang adil dan benar. Tapi lebih kepada saran : jebakan Batman “  Kedua saran tersebut bermuatan sangat besar akan  menimbulkan kerugian negara. Bila Ahok menuruti saran BPK, maka Ahok masuk kedalam pusaran permainan jebakan Batman BPK. Baik lahan RS Sumber Waras itu dikembalikan lagi kepemilik semula atau dijual harga pasar, kedua duanya terindikasi  sangat besar akan dapat menimbulkan kerugian negara. Karena uang negara sudah mengendap selama 2 tahun. Bila itu terjadi ,maka suka tidak suka pada akhirnya Ahok, dapat dituding terindikasi merugikan keuangan  negara. Dengan kata lain Ahok  dapat dipersalahkan melanggar Pasal 3 UU  No 31/ 1999 ko UU 20 /2001 tentang Pembetarantasan tindak pidana korupsi.

Sabtu, 16 April 2016

Kelainan darah

Darah dalam tubuh memiliki ragam fungsi. Salah satunya sebagai pengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh. Peranan darah amat penting, sehingga, jika terdapat malfungsi, akan mengakibatkan gangguan pada tubuh. Untuk itu, penting adanya pemeriksaan secara berkala.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengantisipasi ragam gangguan dan kondisi kelainan pada peredaran darah Anda. Tak jarang, orang bahkan tak menyadari tengah terjadi kelainan pada peredaran darahnya. Adapun penyakit kelainan darah, yaitu:
  • Anemia Defisiensi Besi
    adalah kondisi penurunan kadar besi dalam tubuh yang mengakibatkan menyusutnya kadar sel darah merah. Jika tak segera ditangani, anemia defisiensi besi bisa berakibat lemas, sariawan, menurunnya daya tahan tubuh dan gangguan perkembangan otak. Kasus anemia defisiensi besi paling sering dialami oleh anak-anak
     
  • Thalassemia
    adalah kelainan darah yang biasanya terjadi sebab faktor keturunan. Gejala yang timbul pun berkisar pada rendahnya kadar sel darah merah dalam darah. Thalassemia minor biasanya lebih sukar untuk dideteksi, sebab tak menunjukan gejala pucat, pembesaran hati dan limpa atau bahkan infeksi, seperti yang terjadi pada thalassemia mayor
  • Hemophilia
    penderita hemophilia biasanya akan mengalami gejala memar kulit, mimisan, pendarahan otot dan sendi, dan pendarahan otak. Hal ini terjadi sebab menurunnya kadar pembekuan darah dalam tubuh
     
  • Idiophatic Thrombocyoenic Purpura (ITP)
    pada kasus ini, biasanya penderitanya akan mendapati banyak bintik-bintik merah atau memar di kulit sekujur tubuh. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kadar trombosit. ITP perlu mendapatkan penanganan khusus agar tak terjadi pendarahan yang hebat
     
    • Defisiensi Enzim Glocose 6-phosphate Dehydrogenase (G-6PD)
      Kelainan darah ini bisa berujung pada pendarahan hebat. Sebab kekurangan enzim, dapat mengakibatkan hancurnya sel darah merah. Biasanya terjadi sebab terpicu oleh pengonsumsian makanan atau obat-obatan yang bersifat oksidatif (kacang flava, salisilat, obat golongan sulfa). Jika tak ditangani dengan cepat, bisa menimbulkan anemia
       
    • Leukimia
      adalah sebuah kondisi saat produksi sel darah putih lebih banyak ketimbang produksi sel darah merah dalam darah. Hal ini menyebabkan gangguan kinerja masing-masing sel dalam darah.


  • http://meetdoctor.com/mobile/article/kelainan-darah#/page/2