Selasa, 20 September 2016

Pulang

Ada rasa hangat ketika kamu bertemu dan bersisian dengan pasangan yang sungguh kamu kasihi dengan tulus ini. Momen bercerita dan berkelakar dengannya setelah hari yang panjang adalah waktu yang paling kamu tunggu. Kamu menemukan penerimaan di rengkuh tangannya. Dalam genggaman ringannya di jemarimu, kamu merasa “pulang”.

Kalian seperti dua orang yang sudah saling mengenal seumur hidup. Pembicaraan bisa mengalir berjam-jam tanpa pernah terasa membosankan. Kamu dan dia sudah saling memahami bahan lelucon masing-masing. Baru sekali dalam hidup, kamu merasa benar-benar bisa diterima oleh pasangan romantismu.

“Pulang” dan “rumah” bukan lagi perkara tanah kelahiran atau lokasi. Selama ada dia di sisimu, kamu akan merasa di situlah rumahmu.

Bahagia

Untukmu yang perlahan mulai mengubah hidupku. Tak pernah kusangka bila pertemuan kita justru menjadi permulaanku untuk mulai tersenyum bahagia. Kamu yang mampu membuat jantungku berdetak lebih cepat dengan senyummu yang sederhana. Yakinlah kamu benar-benar tak butuh usaha luar biasa untuk memasuki ruang hatiku yang sebelumnya kosong dalam waktu lama.

Aku yang tak pernah sedetik pun menyesal telah mengenalmu. Dan kini aku tahu bahwa menyukaimu ternyata adalah keajaiban luar biasa yang selalu membuatku berterimakasih pada Yang Esa. Kamulah harapan yang selalu aku semogakan. Kamu hadir dan membuat segala sesuatunya berubah jadi lebih indah dan berwarna.

Terimakasih kuucapkan padamu, pria terhebat kedua setelah ayahku.

Jangan lupa bahagia

Aku paham benar, perihal kau yang tak pernah lelah mencoba memperbaiki dirimu. Meski tidak memiliki segala. Tapi percayalah. Kau memiliki hati yang luar biasa. Hati yang tak banyak orang-orang mampu memilikinya.

Kau orang yang begitu tabah, meski dalam pengabaian. Kau orang yang tak mengenal kata lelah, untuk perihal mencintai dan kesetiaan. Kau orang paling pandai, untuk perihal menjaga dan merawat apapun yang menurutmu berharga.

Untuk segala hal yang kubanggakan untukmu, tahukah yang paling berharga untuk kau jaga, rawat dan untuk kau cintai? Ialah dirimu yang seringnya kau abaikan.

Cobalah untuk sedikit saja melunak pada luka. Kau yang pelupa, kerap menganggap luka yang menganga ialah biasa.  Kau yang pelupa, menanak cemas di tiap malam, jutaan kata “aku akan baik-baik saja” menjajah isi kepala, hingga pagi tiba dan kau kembali (berpura-pura) lupa. Bukankah kau berhak bahagia?

Apa yang sebenarnya kau butuhkan?

Hanya ada cemas yang tak berkesudahan, perihal apa-apa saja yang tak kau inginkan, atau perihal ingin yang hanya menjadi mimpimu semata. Aku ingin sekali melihatmu bahagia. Setulusnya tertawa, bukan hanya untuk melupa luka. Setulusnya tersenyum gembira, bukan hanya untuk menutupi  hujan yang berkepanjangan. Setulusnya berbahagia, tanpa alasan yang kau buat-buat. Setulusnya berbahagia, setulus kau mencintai dengan keikhlasan.

Berbahagialah, meski selamanya tak pernah ada. Jika lelah, kau tahu Ia adalah sebaik-baiknya untukmu berserah.

Sabtu, 10 September 2016

Jarang bicara bikin ibu stres


Setiap wanita rata-rata punya kebutuhan berbicara 15.000-20.000 kata per hari. Berbeda dengan lelaki yang hanya punya kebutuhan berbicara 7.000-10.000 kata per hari, dan itu pun biasanya sudah terpenuhi di kantornya, melalui presentasi dsb.

Jadi wajar, apabila kebanyakan istri/ibu itu cerewet, bawel, dan lebih senang berbicara dibandingkan suami/ayah; karena memang kebutuhan fitrahnya seperti itu.

Jadi, kebayang kalau misal yang seharuan di rumah, mengurus si kecil, gak ada temen ngobrol, ngerjain urusan rumah tangga yang gak ada habisnya dari mulai bangun tidur sampe tidur lagi. Merasa lelah fisik, hati, dan pikiran.

Kebutuhan berbicaranya tak terpenuhi bukan hanya sehari, tapi berhari-hari. Hingga menumpuk jadi beban stres yang luar biasa, yang suatu waktu bisa “meledak” dengan menangis, marah-marah, sensitif, dan mudah tersinggung, sampe terus-terusan sering merasa lelah. Hanya karena, kebutuhan fitrah mereka untuk berbicara, untuk didengarkan, tak terpenuhi.

Kebutuhan itu, yang gak bisa didelegasikan dengan cuma berkeliaran di “kepala” saja, tapi memang perlu diucapkan, dilisankan, agar melegakan diri. Ingatkah Anda tentang kisah tukang cukur dan Raja Alexander Agung? Ia hidup tertekan hanya karena tidak bisa berbagi cerita dengan orang lain.

Oleh sebab itu, tips meringankan stres pada seorang istri/ibu adalah : rutin mengajak diskusi pasangan kita, setiap malam sebelum tidur.

Duhai para suami, istri Anda memerlukan Anda untuk menjadi pendengar setia mereka, jadilah tempat bersandar dan berkeluh kesah ternyaman untuknya, agar ia bisa menjalani peran sebagai istri dan ibu yang bahagia.




thesocialtrending

Jumat, 09 September 2016

Bahaya teh bagi orang yang kurang darah

1. Zat besi yang terkandung dalam makanan terserap oleh saluran pencernaan dalam bentuk feros hidrosida koloid. Karena dalam bentuk koloid, tubuh tidak mampu menyerap Zat besi ini secara langsung. Masih diperlukan bantuan getah lambung dan barulah kemudian bisa diserap tubuh. Asam tanat yang terkandung dalam teh sangat reaktif membentuk peryenyawaan dengan zat besi dengan hasil berupa Asam Tanat Feros yang akan menghalangi proses penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Bila badan orang yang kurang darah mengalami kekurangan zat besi, hemoglobin sintetis pada tubuh juga berkurang, sehingga penyakitnya pun bertambah parah.

2. Minum teh setelah makan dapat mengencerkan getah lambung, yang berpengaruh terhadap proses pencernaan makanan. Daun teh banyak mengandung tannin(asam tanat). Jika minum teh seusai makan maka akan membuat protein yang belum sempat dicerna oleh lambung menyatu dengan sama tanat dan membentuk sedimen yang tidak mudah dicerna, sehingga mempengaruhi serapan protein. Daun teh juga mengandung asam yang begitu tinggi. Zat ini akan membuat protein yang terkandung dalam makanan menjadi sulit dicerna. Teh juga dapat menghambat serapan zat besi pada tubuh sehingga lama-kelamaan akan menimbulkan gejala anemia. Hambatan penyerapan zat besinya bisa mencapai 80%. Padahal zat besi sangat dibutuhkan dalam upaya pertumbuhan kualitas tubuh manusia. Zat besi digunakan sebagai profilerasi dan diferensiasi sel, termasuk sel saraf, otot, tulang dan organ lainnya. Defisiensi besi, meskipun belum muncul sebagai anemia juga akan mengganggu perkembangan fungsi kognitif. 
Salah satu ciri kekurangan zat besi ialah merasa cemas, depresi, dan gangguan perhatian atau konsentrasi. Jadi hilangkanlah kebiasaan minum teh setelah makan. Sebaiknya, minumlah teh pada 2 jam sebelum atau setelah makan.  Alangkah lebih baik jika minum air putih setelah makan

3.Asupan kafein dari kopi dan teh ternyata juga akan membuat berbagai nutrisi terikat dan rusak. Selain itu, kandungan hemoglobin dalam darah juga akan cenderung menjadi tidak stabil dan pada akhirnya tubuh akan mengalami kekurangan sel darah merah. Hal ini berarti, masalah anemia pun akan menjadi lebih parah. Selain itu, konsumsi kopi dan teh ini juga akan membuat sistem imunitas tubuh menurun dengan signifikan sehingga berbagai masalah kesehatan pun bisa muncul.

4. Kafein dalam kopi dan teh dapat merusak absorpsi yaitu terganggunya keseimbangan tubuh sehingga kehilangan kemampuan untuk cepat menyerap zat besi yang mengakibatkan seseorang yang terkena anemia bisa menjadi semakin parah

5.Kafein dalam kopi dan teh dapat mengikat dan merusak nutrisi termasuk menghancurkan kestabilan jumlah hemoglobin didalam tubuh penderita anemia. Terlalu banyak mengkonsumsi kopi pada orang sehat lama kelamaan tubuhnyapun akan kekurangan sel darah merah yang nantinya akan menjadi anemia.

6.Kafein hanya akan mengikat zat besi lalu menghambatnya kelancarannya diperedaraan darah agar tidak terserap tubuh 

7.Penderita anemia atau orang-orang yang rentan terkena anemia akan mengalami penurunan daya tahan tubuh secara dratis jika terus mengkonsumsi kopi setiap hari. Daya tahan tubuh yang semakin lemah akan memicu timbulnya konflikasi penyakit lain berupa terserang penyakit insomnia dan kurang gizi.