Sabtu, 08 Januari 2011

belajar dari garam



Sebagai seorang wanita, keberadaan garam cukup dekat dengan ku. Aku sering menggunakannya ketika harus memasak nasi goreng, atau pun telor dadar. Kehadirannya yang bisa dibilang sebagai bahan utama dalam pembuatan cita rasa, sering kali disepelekan lantaran wujud garam yang mudah untuk ditemui, bahkan anda tinggal tengok saja di warung pasti di jual garam dengan harga yang sangat murah, cukup dengan satu logam uang bergambar melati saja.

Mungkin kemurahan garam dapat tercipta lantaran indonesia merupakan negara kepulawan, yang dihimpit oleh hantaran lautan

Tapi, jika saya menelisik dari komposisi garam yakni NaCl, ia merupakan senyawa yang dapat dibentuk melalui proses penetralan antara ion positiv (Na) dan ion negativ (Cl), keseimbangan atau penetralan yang hadir dari garam mungkin merupakan alasan mengapa garam menjadi hal yang utama di dapur.

Jika garam harus mengikatkan diri (bersahabat, menyatu) dengan ion positiv dan negativ sehingga bisa netral (seimbang). Ku rasa hal ini juga berlaku bagi kehidupan manusia, mungkin ada baiknya aku mulai memaknai suatu hal yang menyakitkan (kesedihan)dan kebahagiaan sebagai suatu komponen dalam kehidupan, agar terciptalah netralnya suasana alias kedamaian.

Teriamkasih garam, telah netralkan pemahaman
telah lengkapi cita rasa makanan
tetap menjadi kokoh meski keberadaan mu sering disepelekan

Sr, 8012011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar