Minggu, 16 Januari 2011

12 jenis perempuan lajang

MICHELLE Cove mewawancarai 100 perempuan untuk menulis buku tentang sebuah hubungan berdasarkan apa yang mereka pikirkan dan apa saja yang membuat perempuan tidak bahagia.

Setelah mewawancarai perempuan begitu banyak, Cove mulai berpikir bahwa kebanyakan dari mereka masuk ke salah satu dari 12 kategori ini.

The soulmate seeker: perempuan jenis ini akan melakukan apapun untuk mencari pasangan hidupnya.

The phoenix: jenis seorang perempuan yang baru saja putus dari sebuah hubungan yang menyakitkan namun melakukan apa saja agar bisa bangkit untuk mendapatkan yang lebih baik.
The organic: ia tidak suka mengejar lelaki dengan alasan metodis ataupun rasional dan memilih untuk berdiam pasrah pada nasibnya.

The princess in waiting: ia jenis perempuan yang menunggu untuk diselamatkan oleh seorang pangeran, meskipun kadang tidak sadar kecantikannya telah pudar.

The late bloomer: ia menunggu waktu yang tepat untuk siap jatuh cinta di sepanjang sisa hidupnya untuk menemukan lelaki yang kelak akan menjadi suaminya.

The free spirit: perempuan jenis ini selalu khawatir dengan komitmen memiliki atau dimiliki seseorang.

The wedding wisher: ia senang berkhayal tentang pernikahan seumur hidupnya namun sedikitpun ia tidak peduli bagaimana pernikahan bisa berjalan.

The town rebel: cita-cita menikah sudah hilang dari kehidupannya bahkan teman-teman yang ada di komunitasnya meskipun mereka pernah menjalani pernikahan.

The ritual re-inventor: seseorang yang sangat ingin berpasangan namun mempunyai pikiran yang kuat untuk menjalani pernikahan dengan cara yang tidak konvensional.

The someday mom: Apa yang ada di benaknya adalah bagaimana caranya memiliki anak tetapi tidak ingin mendapatkan tekanan secara biologis.

The slow and steady: seorang wanita yang berharap untuk menikah jika waktu yang tepat. Sementara itu ia melakukan yang terbaik untuk tidak mendapatkan tekanan dari teman, keluarga, dan masyarakat.

The trailblazer: seorang perempuan yang lekas mengetahui bahwa kehidupan pernikahan tidak cocok untuknya dan mencoba mendobrak nilai-nilai perkawinan untuk mencari jalan kebahagiaan.

mediaindonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar