Selasa, 28 April 2015

pohon


Kalau diperhatikan, kok bisa ya pohon itu tetap berdiri kokoh meski diterpa panas maupun hujan? Padahal, kalau kita dihadapi dengan hal yang sama, mungkin kita sudah misuh-misuh duluan. Tapi, itulah intinya, mungkin begitu seharusnya kita menjalani hidup. Panas itu dijadikan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan cadangan makanan, membantu kita tetap hidup. Dan ketika hujan datang, kita mungkin hanya perlu untuk meliuk bersama angin yang datang bersamanya, tidak menjadi kaku lalu patah. Hujan pun mungkin menyebabkan satu-dua ranting kita patah, tapi perhatikanlah bahwa mungkin itu adalah dahan-dahan tua, yang memang sudah waktunya untuk berganti dengan yang baru — yang lebih kokoh.

Di situ letak bedanya kita dan pohon. Pohon bersikap seperti itu mungkin hanya karena sudah kodratnya seperti itu, mengikuti apa yang seharusnya terjadi. Sedangkan kita, manusia, punya kebebasan yang diberikan Tuhan untuk memilih jalan kita sendiri — memilih cara kita menyikapi hidup. Kalau kita salah, mungkin saja “patah” adalah konsekuensi dari pilihan kita. Namun, kebahagiaan yang dapat kita rasakan ketika berhasil bersikap benar tentu merupakan berkah yang teramat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar