Jumat, 22 November 2013

Kebakaran terus terjadi, Apa penyebabnya

SELAMA belum ada program memutus mata rantai penyebab kebakaran , maka hal itu senantiasa menjadi ancaman dan bahkan menjadi musuh besar bagi seluruh warga. Jika terjadi kebakaran, api tidak hanya menghanguskan seluruh rumah namun juga dapat menewaskan  seluruh penghuninya. Lantas apa yang harus diantisipasi oleh masyarakat agar tidak terjadi kebakaran? kami akan membahasnya bersama Peneliti Utama Bidang Proteksi kebakaran dan Fisikia bangunan, kementrian perhubungan - Prof. DR Ir Suprapto setelah paket pengantar yang berikut ini

 Contohnya seperti yang terjadi pada tanggal 28 september lalu, api yang melahap rumah warga di Jalan Hadia Utama RT 9 RW 11 Jelambar Jakarta Barat mengakibatkan 4 org meninggal dunia

Kebakaran yang sering terjadi di Jakarta, memang lebih banyak melanda pemukiman padat penduduk. Di kawasan tersebut melekat berbagai permasalahan sebagai mata rantai penyebab utama kebakaran, seperti jaringan instalasi listrik yang tidak standar dan tidak beraturan, sikap penduduk yang belum sadar akan bahaya kebakaran, bahan bangunan yang rentan terhadap api dan berdempetan, tidak ada alat pemadam kebakaran yang memadai dan tidak tersedia jalur evakuasi jika terjadi kebakaran. Mata rantai penyebab utama kebakaran inilah yang sebenarnya perlu diputus dan diprogramkan untuk dibenahi.

Sebagai Ibukota Negara, Jakarta sudah tentu harus menjadi contoh bagaimana meminimalisasi ancaman kebakaran bagi warganya. Bagaimanapun, kota Jakarta sudah pernah dirintis oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun tujuhpuluhan menjadi pemukiman yang aman, nyaman dan teratur, dengan program perbaikan kampung yang sudah mendapat pujian internasional dan bahkan mendapat bantuan pinjaman berbunga lunak dari Bank Dunia.

Dalam program yang dikenal dengan Proyek Mohammad Husni Thamrin (MHT) ini, jalan-jalan kampung diperlebar agar dapat  masuk mobil pemadam kebakaran berukuran kecil, serta memperbanyak hidran atau sumber-sumber air untuk pemadaman api. Proyek MHT ini tidak lagi diteruskan, dan bahkan kampung yang dulu sempat mendapat perbaikan, kini sudah kembali sumpek, kumuh dan rawan bencana.

Upaya memasyarakatkan alat pemadam kebakaran yang praktis di pemukiman padat, seperti jenis pawang geni, merupakan program yang bagus untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi kebakaran di lingkungannya. Alat pemadan api berupa pompa manual yang bisa digunakan di gang-gang sempit ini, pernah diperkenalkan Joko Widodo pada saat kampanye calon Gubernur Jakarta tahun 2012 lalu. Kini Jokowi sudah menjadi Gubernur definitif, tetapi alat pemadam api mini ini belum terlihat difungsikan.

Program penyadaran masyarakat terhadap berbagai penyebab kebakaran, seperti buang puntung rokok sembarangan, membakar obat anti nyamuk, penyalan lilin untuk penerangan sementara, dan kelalaian mengakibatkan kompor meledak, memang harus rutin dilakukan. Namun, untuk sosialisasi program penyadaran masyarakat akan bahaya kebakaran ini, perlu diatur secara organisatoris dan mungkin memerlukan badan tersendiri, setidaknya di tingkat kelurahan, yang jelas pertanggung jawabannya dan dievaluasi tugas-tugas pokoknya secara rutin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar