Selasa, 20 September 2016

Jangan lupa bahagia

Aku paham benar, perihal kau yang tak pernah lelah mencoba memperbaiki dirimu. Meski tidak memiliki segala. Tapi percayalah. Kau memiliki hati yang luar biasa. Hati yang tak banyak orang-orang mampu memilikinya.

Kau orang yang begitu tabah, meski dalam pengabaian. Kau orang yang tak mengenal kata lelah, untuk perihal mencintai dan kesetiaan. Kau orang paling pandai, untuk perihal menjaga dan merawat apapun yang menurutmu berharga.

Untuk segala hal yang kubanggakan untukmu, tahukah yang paling berharga untuk kau jaga, rawat dan untuk kau cintai? Ialah dirimu yang seringnya kau abaikan.

Cobalah untuk sedikit saja melunak pada luka. Kau yang pelupa, kerap menganggap luka yang menganga ialah biasa.  Kau yang pelupa, menanak cemas di tiap malam, jutaan kata “aku akan baik-baik saja” menjajah isi kepala, hingga pagi tiba dan kau kembali (berpura-pura) lupa. Bukankah kau berhak bahagia?

Apa yang sebenarnya kau butuhkan?

Hanya ada cemas yang tak berkesudahan, perihal apa-apa saja yang tak kau inginkan, atau perihal ingin yang hanya menjadi mimpimu semata. Aku ingin sekali melihatmu bahagia. Setulusnya tertawa, bukan hanya untuk melupa luka. Setulusnya tersenyum gembira, bukan hanya untuk menutupi  hujan yang berkepanjangan. Setulusnya berbahagia, tanpa alasan yang kau buat-buat. Setulusnya berbahagia, setulus kau mencintai dengan keikhlasan.

Berbahagialah, meski selamanya tak pernah ada. Jika lelah, kau tahu Ia adalah sebaik-baiknya untukmu berserah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar