Kamis, 16 Juni 2016

Khusuk ala abu sangkan


Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a--yakhsya’u--khusyuu’an yang artinya tunduk, merendahkan diri, takluk. Orang yangkhusyu’ adalah orang yang tunduk, merendahkan diri, dan takluk kepada sesuatu atau kepada sebuah aturan tertentu. Seseorang yang merasa aman, damai, dan enjoy bekerja pada seorang majikan, maka ia dapat dikatakan khusyu’ dengan majikannya. Seorang karyawan yang menikmati pekerjaannya hingga larut malam, bisa juga dikatakankhusyu’ dengan pekerjaannya.
Kata khusyu’ memiliki kedekatan makna dengan kata khasy-yahyang artinya takut. Misalnya dalam QS Fathir: 28, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” Oleh karena itu, tidak salah bila kata khusyu’ diartikan sebagai khasy-yah, sebab biasanya orang yang khusyu’ adalah orang yang takut kepada Allah Swt.
Umumnya kita memahami kata khusyu’ ketika disandingkan dengan kata shalat, sebagaimana firman Allah Swt.“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS Al-Baqarah: 45).
Shalat dalam bentuk praktek adalah seperti dibawah ini:
  1. Heningkaan pikiran Anda agar rileks. Usahakan tubuh Anda tidak tegang. Tak perlu mengkonsentrasikan pikiran sampai mengerutkan kening karena Anda akan merasakan pusing dan capek. jika terjadi seperti itu, kendorkan tubuh Anda sampai terasa nyaman kernbali. 
  2. Biarkan tubuh meluruh, agak dilernaskan, atau bersikap serileks mungkin. 
  3. Kemudian rasakan getaran kalbu yang bening dan sambungkan rasa itu kepada Allah. Biasanya kalau sudah tersambung, suasana sangat hening dan tenang, serta terasa getarannya menyelimuti jiwa dan fisik Getaran jiwa inilah yang menyambungkan kepada Zat, yang menyebabkan pikiran tidak liar ke sana kemari.
  4. Bangkitkan kesadaran diri, bahwa Anda sedang berhadapan dengan Zat Yang Maha Kuasa, Yang Meliputi Segala Sesuatu, Yang Maha Hidup, Yang Maha Suci clan Maha Agung. Sadari, bahwa Anda akan mernuja dan bersembah sujud kepada Nya serendah-rendahnya, menyerahkan segala apa yang ada pada diri Anda. Biarkan ruh Anda mengalir pergi, dengan suka rela menyerahkan diri : "Hidup dan matiku hanya untuk Allah semata". 
  5. Berniatlah dengan sengaja dan sadar sehingga muncul getaran rasa yang sangat halus dan kuat menarik ruhani meluncur ke hadirat Nya. Pada saat itulah ucapkan takbir "ALLAHU AKBAR. jagalah getaran rasa tadi dengan meluruskan niat," inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamawaati wal ardh, haniifan musliman wama ana minal musyrikin "(sesungguhnya aku menghadap kepada wujud Zat yang menciptakan langit dan bumi, dengan selurus-lurusnya, dan aku bukan termasuk orang yang syirik). Rasakan kelurusan jiwa Anda yang terus bergetar menuju Allah. Setelah itu, menyerahlah secara total, inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil'alamiin (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata). 
  6. Rasakan keadaan berserah yang masih menyelimuti getaran jiwa Anda, dan mulailah perlahan-lahan 'membaca' setiap ayat dengan tartil Pastikan Anda masih merasakan getaran pasrah saat membaca ayat dihadapan Nya. Kemudian lakukanlah rukuk. Biarkan badan Anda membungkuk dan rasakan. Pastikan bahwa ruh Anda perlahan-lahan turut rukuk dengan perasann hormat dan pujilah Allah Yang Maha Agung dengan membaca: " subhaana rabbiyal adiimi wabihamdihi ". jika antara ruhani dengan fisik Anda telah seirama, maka getaran itu akan bertambah besar dan kuat, dan bertambah kuat pula kekhusyu'an yang terjadi. 
  7. Setelah rukuk, Anda berdiri kembali perlahan sambil mengucapkan pujian kepada Zat Yang Maha Mendengar: " samiallahu liman hamidah " (semoga Allah mendengar orang yang memujiNya). Kemudian, setelah kedua tangan diturunkan, ucapkan.. " rabbana wa lakal hamdu millussamawati wamil ul ardhiwamiluma syi'ta min syai in ba'du " (Ya Tuhan, milik Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki sesudah itu). Rasakan keadaan ini sampai ruhani Anda mengatakan dengan sebenarnya. jangan sampai sedikitpun tersisa dalam diri Anda rasa untuk ingin dipuji, yang terjadi adalah keadaan nol, tidak ada beban apa-apa kecuali rasa hening. 
  8. Kemudian secara perlahan sambil tetap berdzikir: "Allahu Akbar", bersujudlah serendah rendahnya. Biarkan tubuh Anda bersujud, rasakan sujud Anda agak lama. jangan mengucapkan pujian kepada Allah Yang Maha Suci, subhanallah wabihambidhi, sebelum ruh dan fisik Anda bersatu dalam satu sujudan. Biasanya terasa sekali ruhani ketika memuji Allah dan akan berpengaruh kepada fisk, menjadi lebih tunduk, ringan dan harmonis. 
  9. Selanjutnya, lakukanlah shalat seperti di atas dengan pelan-pelan, tuma'ninah pada setiap gerakan. Jika Anda melakukannya dengan benar, getaran jiwa akan bergerak menuntun fisik Anda. Sempurnakan kesadaran shalat Anda sampai salam. Sehabis shalat, duduklah dengan tenang. Rasakan getaran yang masih membekas pada diri Anda. Ruhani Anda masih merasakan getaran takbir, sujud, rukuk, dan penyerahan diri secara total. Kemudian pujilah Allah dengan memberikan pujian itu langsung tertuju kepada Allah, agar jiwa kita mendapatkan energi llahi serta membersihkannya.
Anda akan merasakan getaran shalat kapan saja, sehingga suasananya menjadi sangat indah dan damai. Dan ketika waktu shalat tiba, getaran itu akan bertambah besar dan menjadi tempat persinggahan jiwa untuk mengisi getaran iman yang diperoleh dari shalat dengan khusyu'. Agar getaran jiwa itu tidak tertutup lagi, lakukaniah dzikrullah dalam setiap kesempatan. Firman Allah dalam surat An Nisa', 4 ayat 103: "Maka apabila kamu telak menyelesaikan shalatmu,, ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasakan tenang,maka dirikanlah shalat (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. " 

Berdizikir kepada Allah dalam setiap keadaan akan membantu Anda dalam membuka hijab yang terasa sulit ditembus. Allah telah memberikan jalan keluar, bahwa dengan cara berdizikir kepada Allah hati menjadi tenang. Maka dengan ketenangan jiwa itulah Anda akan mampu melepaskan jiwa Anda menuju kehadirat Ilahi dengan sangat mudah. Kebanyakan orang mengira, bahwa jumlah bacaan daIam setiap gerakan shalat dijadikan ukuran waktu seIesainya sikap berdiri, duduk,rukuk., maupun sujud. Padahal itu bukanlah sebuah aba-aba dalam shalat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar