Minggu, 30 Oktober 2016

Ibu

Salah satu hal yang sangat menyedihkan adalah ketika kegagalan demi kegagalan memalukan yang dilakukan oleh anakmu ini lalu kau hanya berkata, “Nggak apa-apa.” Dengan senyumanmu yang teduh dan menenangkan, kau mencoba selalu terlihat baik-baik saja di depan anak-anakmu ini. Di balik kata-katamu yang seolah kuat, kami, anak-anakmu sebenarnya tahu satu hal: Kau sudah seringkali kami kecewakan. Padahal, sudah banyak rupiah, waktu, dan peluh yang kau gadaikan demi anak-anakmu ini, ibu.

Tapi apa yang bisa kami berikan?

Kau selalu berusaha menampilkan wajah ceria dan baik-baik saja setiap kali kegagalan demi kegagalan kami muncul. Padahal kami tahu, kau benar-benar terluka. Kau tetap berusaha berdiri kuat dan tabah di mata keluargamu dan orang-orang di luar sana yang sama sekali tak tahu apa-apa perihal kita. Tapi apa yang kami berikan padamu, ibu? Kami hanya seringkali mengeluhkan kata ‘nanti’ setiap kali kau mintai tolong.

Kami hanya repot memikirkan kesenangan kami semata. Kami bahkan seolah tak punya waktu barang semenit saja untuk menggaruk punggungmu yang gatal sehingga seringkali kami lihat kau berusaha menggaruknya sendiri.

Maafkan kami pernah begitu membumbungkan harapanmu setinggi langit lalu kini kami hanya tumbuh tak lebih tinggi daripada tunas kacang di depan rumah. Maafkan kami, ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar