Sabtu, 23 April 2016

kelainan darah

Stomatosit, sel pensil dan fragmentosit. Bagi orang awam tiga kata tadi mungkin tidak familier di telinga. Bahasa sederhananya darah tidak berwarna, darah berbentuk seperti sel pensil dan darah yang berbentuk kecil dan tidak beraturan seperti pecah. Anomali darah ini biasa ditemukan pada penderita kelainan darah, seperti mikrositik hiprokom dan pembawa sifat thalasemia trombositosis.

Kelainan bentuk darah ini disebabkan karena defisiensi zat besi. Seseorang yang mempunyai kadar zat besi hingga diangka 4 dari normal orang 20-250 ng/mL akan membuat darah yang dihasilkan oleh tubuh tidak normal. Kita tentu tahu bahwa zat besi punya peran yang sangat penting bagi kehidupan, zat ini jadi salah satu faktor pembentuk darah dan yang befungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Saat nilai ferittin berada di dibawah normal, maka tak mengherannkan jika bentuk sel darah yang diproduksi tubuh tidak sempurna. Akibatnya hb ikutan anjlok, bagaimana hb bisa sempurna jika kantong sel darahnya saja bermasalah, mudah robek hingga berbentuk seperti pensil. Pertanyaannya kemudian berbahayakah ini? Apakah sel darah anomali bisa menjalankan fungsi sebagai darah pada umumnya? Mampukah sel darah ini diisi dengan hb dan bisa mengedarkan nutrisi serta oksigen dalam tubuh? Jika tidak, apakah banyaknya sel darah "sampah" yang pecah akan menggangu mobilitas dari sel darah yang normal? Adakah "tukang sapu" sel darah rusak di dalam tubuh? Bagaimana dengan sel darah yang berbentuk pinsil, apakah akan menggangu gerak darah normal saat berada di saluran darah seperti nadi? Dibawa kemana sel darah rusak yang ada dalam tubuh seseorang?

Sayangnya perbaikan kelainan darah tidak secepat dan semudah yang diharapkan, siklus darah berganti setiap 3 bulan sekali. Terapi obat hingga memperbaiki kualitas makan tidak serta merta akan menaikan hb dan ferittin, tidak serta merta menormalkan darah. Contohnya, tubuh hanya mampu menyerap 10 persen dari nilai setiap makananan dan obat zat besi yang kita konsumsi setiap harinya. Saat dokter memberikan terapi zat besi dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari. Maka dari asupan zat besi 200 mg yang terserap hanya 20 mg. Pertanyaannya kemudian berapa kebutuhan zat besi harian seseorang?  Cukupkan tubuh hanya dengan 20 mg? Bagaimana dengan kondisi ornag yang tidak normal, yang defisiensi zat besi? Apakah asupan ini mampu memenuhi kekurangan dan kebutuhan harian dari ferittin itu sendiri? Bagaimana dengan kondisi ginjal baikkan mengkonsumsi obat yang notabene berbahan kimia dalam kurun waktu yang panjang?

Dalam kondisi minim feritin dan hb yang anjlok diangka 8 dari normal 15,5 g/dL seseorang akan mengalami berbagai masalah dalam ruang geraknnya. Ia akan mengalami hank sekitar 3 sampai 5 detik selama sekitar 5 kali dalam sehari, kondisi dimana dia tak sadar apa yang baru saja terjadi, atau istilah lainnya kehilangan kesadaran selama beberapa detik. Kenapa ini terjadi? Hal ini terjadi karena asupan oksigen ke otak yang kurang/terhambat sehingga terjadi kehilangan kesadaran. Rasa lemas, pucat, sering pingsan pasti sudah jadi makanan sehari hari para penderita kelainan darah. Anehnya, perbaikan nilai fe dan hb tidak serta merta memberikan efek yang "cukup positif". Dalam beberapa kasus, pasien yang nilai hbnya naik angka 8,1 menjadi 9 dan fe diangka 5,64 dari sebelumnya 4,42 ng/mL justru mengalami penurunan kondisi kesehatan. Jika sebelumnya salah satu gejala yang dialaminya adalah kehilangan kesadaran atau hank 5 detik, kini si penderita justru mengalami sakit yang luar biasa hebat dibagian dada seperti tertimpa benda berat hingga sulit bernafas. Apakah ini pertanda yang lebih buruk? Ataukah ini hanya masalah kekurangan oksigen yang bergeser, jika sebelumnya organ yang kekurangan oksigen itu otak sehingga terjadi kehilangan kesadaran, kini organ yang kekurangan oksigen itu paru paru atau jantung sehingga terasa berat? Ataukah perbaikan nilai fe dan hb yang tidak signifikan tidak memberikan dampak "pemulihan" yang cukup berarti?. Dalam banyak kasus yang saya baca, terbesit pertanyaan.

Saat fe tidak mampu mengaliri oksigen secara sempurna ke seluruh tubuh. Organ mana yang paling terkena dampaknya? Organ mana yang langsung terkena? organ mana dalam tubuh seseorang yang paling membutuhkan oksigen? Untuk masalah itu saya sempat berdiskusi cukup panjang dengan salah seorang dokter, katanya otak organ yang pertama kali akan terkena dampKnya. Lantas apa jadinya saat otak kekurangan oksigen? Akan terjadi kematian sel saraf  dan jaringan otak. Masalahnya kemudian, sel saraf mana yang terken? Itulah yang akan terkena dampaknya. Terlalu ekstrim mungkin jika kita bicarakan dampak ini diawal.

Kebutuhan fe wanita dewasa perhari mencapai 18,9 mg. Saat terapi obat setiap harinya menyumbang fe 20 mg, itu artinya yang tersisa untuk memenuhi kekurangN fe hanya 1,1. Maka tak mengherankan jika dalam salah satu kasus pasien yang nilai fe diangka 4 dan terapi obat rutin selama 1 bulan ternyata hanya mampu menaikan nilai 5 ng/mL, dapat kita tarik benang merah bahwa terapi obat selama 1 bulan hanya mampu menaikan nilai fe 1 point. Lantas berapa waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mencapai nilai fe normal 20-250 ng/mL?. Maka dibutuhkan waktu 15 bulan untuk menjadi normal diangka 20. Apakah tubuh mampu bertahan dengan kondisi kurang oksigen selama satu setengah tahun?. Jika bulan pertama kekurangan oksigen menyerang otak, bulan kedua menyerang jantung, bagaimana dengan bulan ke ketiga sampai ke 18 mendatang? Seberapa kuat organ tubuh mampu bertahan dan tetap bekerja dalam kondisi kurang oksigen?

Sr, 23 april 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar