Senin, 18 Mei 2015

setrum

Dari berbagai macam cerita yang saya dengar, saya menyimpulkan sendiri bahwa hubungan asmara itu mirip seseorang yang mendapatkan sesuatu seperti yang diinginkan hatinya, entah itu mobil baru, rumah baru atau seperti teman saya mendapatkan binatang peliharaan Yang baru.

Maka ditahap awal akan begitu banyak perhatian dicurahkan. Semua dirawat dengan baik dan cermat. Tapi, selang beberapa bulan kemudian, akan ada penuruan dari semua perawatan dan perhatian itu. Akan ada sejuta alasan kalau ditanya mengapa itu terjadi, tapi mungkin yang utama adalah manusia itu dasarnya memiliki rasa bosan, apalagi kalau sudah tidak ada tantangannya lagi.

Dari sejuta cerita yang masuk ke telinga, tak dipungkiri ada yang memiliki perjalanan asmara yang setelah sekian belas tahun masih bisa menyetrum meski tak sekencang dulu sehingga mereka tak perlu mencari bumbu diluar hubungan itu.

Mungkin, baiknya dari awal saat menjalin hubungan kita mengatakan kepada pasangan bahwa saya ini manusia yang seperti dirinya. banyak maunya, malas bukan main, banyak takutnya, bisa berubah kapan saja, rada egois atau egois banget.

Sebagai manusia saya bisa jatuh cinta seperti orang tidak waras, teeapi kemudian bisa seperti orang waras sehingga kalau sedang tidak waras prilakunya bisa menggebu-gebu. Tetapi, kalau lagi waras bisa bisa-biasa saja. Tentu saya tak akan lupa untuk mengatakan saya ini manusia yang juga cepat bosan.

karena pada dasarnya hubungan dilandasi oleh cinta, bukan paksaan. Bukan karena pasangan saya kaya raya, atau alasan matrealistis atau fisik semata. Tetapi, cinta saya sama sekali tidak bisa dijadikan sebuah jaminan unuk diperlakukan semena-mena.

Dan yang terakhir, saya akan mengingatkan kepada diri saya sendiri kalau kita ini cuma manusia. Sama-sama punya kelemahan, sama -sama punya kelebihan. Sama -sama punya kekurangan. Jadi jangan menuntut apa pun karena kita sama - sama tak suka dituntut dan tak bisa dituntut. Kita hanya bisa sama-sama memiliki pengertian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar