Pemuda yang dikenal lewat kiprahnya sebagai seorng aktivis Indonesia ini adalah mahasiswa fakultas sastra UI jurusan Sejarah tahun 1962-1969. Soe Hok Gie yang akhab di panggil dengan sebutan “Gie “ ini adalah seorang anak muda yang berpendirian teguh dalam memerangi prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian.
Buku inilah yang kemudia dterbitkan dengan judul “catatan seorang Demonstran”. Buku yang menggambarkan perjuangan Gie secara rapih, memberikan penerangan kepada kita betapa gigihya sorang gie dalam memperjuangan apa yang Ia yakini. Tak hanya bermodalkan suara yang lantang, gie pun menggunakan segenap kecerdasannya dalam setiap aksi demo yang ia ikuti. Tak pelak banyak mata tertuju padanya.
Meksipun suara gie berharga emas karena bias di dengar di tengah kondisi politik saat itu. Di masa – masa akhir perjuangannya sosok gie yang keras dan selalu bersuara inipun menginginkan suatu ketenangan.
Beberapa kisah yang sempat saya dengar, menjelaskan bahwa gie menutup matanya dalam sebuah keheningan di atas gunung.
Seperti halnya gie, adakalanya ditengah perjalanan kehidupan yang menuntut kita untuk berlaripun, terkadang kita merindukan adanya sebuah keheningan. Suatu kondisi dimana kita dapat berprilaku wajar sehingga tak banyak hati yang terluka, suatu keadaan dimana diri kita, memiliki waktu untuk mendengar apa yang diinginkan oleh diri sendiri tanpa mempertimbangkan banyaknya aspek kehidupan. Suatu kondisi yang terrangkum dalam kata "DIAM" dan "Wajar'
Sr, 23062011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar